Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Curhatku Soal Bacalwu


Puncak Gunung Ciremai
Assalamualaikum gan...???
Mudah-mudahan kita selalu dalam lindunganNya, selalu di berikan kesehatan, rezeki yang berlimpah berkah, barakah dan tentunya kita semua dalam kesuksesan.
Oke gan, kali ini aku mau curhat.
Curhat seputar aku dan pilwu (Pilihan Kuwu alias Kepala Desa).
Cekidottttt....
Kegiatanku : Gapura HUT RI Desa Bunder Jimpret
Aku terlahir di desa Bunder Jimpret Widasari Kabupaten Indramayu tahun 1979.
Masa mudaku aku habiskan di kampung halamanku.
Aku Di Ibu Kota
Tahun 1998 aku lulus SMA dan bertepatan dengan reformasi aku menginjakan kakiku di ibukota menuntut ilmu.
Bertahun tahun aku jarang di kampung halaman karena aku kuliah lantas kerja di ibukota.
Pada saat masa2 kuliah pun aku selalu suka bikin kegiatan di desa dan organisasi di sekolahan bahkan di.kampus.
Tahun 2004 s/d 2008 aku jadi ketua Karang Taruna Bhakti Husada Desa Bunder Widasari Indramayu.
Aku sering bikin kegiatan waktu itu walau aku harus mondar mandir Indramayu Jakarta.
Dan sampai akhirnya aku di terima PNS tahun 2010 di Dinas Kesehatan Kabupten Majalengka sampai sekarang.
Kegiatanku : Gapura HUT RI Dusun Sukaresmi Sukamulya Kertajati Majalengka
Tinggal di Majalengka aku bantu-bantu jadi motor penggerak di dua desa, bantu Karang Taruna Wahana Bhakti Desa Mekarmulya dan Karang Taruna Remkarnasi Sukaresmi Desa Sukamulya Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.
Karena aku suka berorganisasi "dimana bumi ku pijak di situ langit ku jungjung".
Aku selalu berusaha menghidupkan desa-desa yang aku tempati.
Karena jiwaku mengalir jiwa sosil, aku suka berorganisasi dan suka bergabung dengan komunitas-komunitas.
Puncak Gunung Tampomas
Puncak Gunung Tampomas Bersama Susy Arzetty Dkk
Tapi pada tahun 2020 di dusun yang aku tempati untuk 17 Agustusan 2020 tidak membuat acara HUT RI Ke 75 karena covid-19.
Jadi berhubung di tanah kelahiranku banyak yang minta membuat acara 17 Agustusan.
Jadi aku bilang siap menghidupkan lagi desa Bunder khususnya blok tengah.
Itulah sekelumit perjalanan di masa laluku dan aku di organisasi.
Lanjut sambil minum dulu gan...!!!!!
Di akhir-akhir khususnya di Indramayu sudah mulai rameh masa-masa pencalonan kuwu.
Setiap pulang kampung banyak yang minta agar aku maju ambil bagian mencalonkan kuwu.
Yupz, bukan hanya dari kalangan pemuda tapi juga banyak permohonan dari orang tua-tua.
Konon, katanya kalau aku pasti bisa merubah Desa Bunder (Itu bagi orang yang paham rekam jejakku disisi lain pasti banyak juga yang  menjatuhkanku.
Puncak Gunung Ciremai
Ngomong-ngomong soal kuwu.
Aku ini tak punya niat, tak ada cita-cita, tak punya harapan, tak punya keinginan, tak punya hayalan, tak punya impian ingin jadi kuwu.
Ya, di otak dan pikiranku tak ada keinginan ingin jadi kuwu.
Jadi untuk siap maju mencalonkan diripun aku tak ada niat.
Aku ini jelas tidak siap jadi kuwu tapi di otakku hanya ada rasa terpanggil tentang desaku.
Gimana tak terpanggil kalau melihat desaku itu begitu miris.
Seakan-akan desaku jauh tertinggal dengan desa-desa lain.
Ingin rasanya berbuat sesuatu untuk desaku tercinta agar desaku selangkah lebih baik dan  maju dari desa-desa lain.
Dipikiranku akhirnya muncul "Panggilan Jiwaku".
Panggilan jiwaku terpanggil melihat keadaan kampung halamanku.
Andai aku punya keinginan terpanggil ingin berbuat sesuatu di tanah kelahiranku.
Jalan satu-satunya harus maju mencaolonkan kuwu.
Hanya jadi kuwulah rasa terpanggil itu bisa tercapai dan berbuat sesuatu.
Nah pertananyaanya...???
Aku ini belum siap mencalonkan diri menjadi kuwu.
Kenapa....???
Yang namanya mencalonkan diri daftar maju kuwu itu harus siap segala-galanya tentunya harus siap modal jika tidak akan tersisih.
Waya reang bli due modale pribe arep menange.
Gimana mau jadi kuwu andai tak punya modal kan lucu.
Yang namanya nyalon kuwu itu modal yang utama, figur belakangan (Fakta kan...!!!).
Dengan kata lain aku tidak siap mencalonkan tapi aku siap di calonkan.
Karena kalau di calonkan si calon tidak mengeluarkan biaya alias biaya atau modalnya dari orang-orang yang mencalonkan (Enak temen kunuh hehe...).
Tapi ya susah mas bro, siapa orangnya yang mau memodali?
Aku kadang punya pikiran Lillahitaala maju tanpa biaya tapi resikonya tetap aja keluarga (kelurga terkena imbasnya / wirang jika kalah).
Puncak Gunung Ciremai
Yupzzz, bahasa nyalon kuwu kalau kalah itu harga diri keluarga taruhannya.
Jika maju pakai modal kadang aku juga mikir pasti bisa aja.
Toh ada pamanku yang udah siap biaya.
Jika aku kalah katanya tak usah bayar.
Nah pertanyaanya jika menang bagaimana...???
Jelas memikirkan ya gak gan...???
Pasti dipikiranku dari mana mengembalikan modal itu...???
Masa aku mau bayar yang memodali aku lantas di ambilkan dari DD (Dana Desa) Atau ADD (Alokasi Dana Desa).
Andai aku bayar modalnya dari DD dan ADD berarti bukan tipe aku dong...!!!
Sudah jelas-jelas aku tidak amanah.
Masa Dana Desa aku makan buat bayar utang waktu mencalonkan kuwu...???
Masa dananya masyarakat di pake buat bayar utang, bagaimana aku bisa mensejahterakan masyarakat.
Kan "Dana Desa Bukan Dananya Kepala Desa".
Entah lah semuanya ada sisi positifnya dan ada pula sisi negatifnya.
Berarti point terakhir, aku siap maju jika pencalonan kuwu di desaku tak ada yag mencalonkan.
Nah kalau seperti itu aku siap maju jadi calon kuwu tunggal ( Mimpi hehe...).
Jika ada lawan aku tak mau resikonya karena kawan jadi lawan.
Di tanah kelahiranku banyak teman, sahabat, keluarga bahkan saudara.
Aku tak mau di antara saudara, tetangga, warga kampungku terjadi bercerai berai (pada tukaran) gara-gara pencalonan kuwu.
Aku hanya ingin kampungku tentram ayem gemah ripah loh jinawi.
Jadi Kuwu Bukan Pilihanku.
Membenahi desa itu harapanku.
"Majulah Desa Bunder Jimpretku"

Puncak Gunung Ciremai

3 komentar untuk "Curhatku Soal Bacalwu"

  1. Balasan
    1. Lanjut benahi desa tercinta ari beli kuwu mah sapa...
      Terus kita pengene kuwu sing ngerti kemauane masarakat lan pemudane orah...
      Arep ngarapna sapa maning ari beli dika mah yah...

      Hapus